Peningkatan tersebut di luar ekspektasi sebelumnya yang diramalkan hanya meningkat maksimal 15%. Data yang dirilis Indotextiles, lembaga riset pertekstilan nasional, menyatakan ekspor TPT sepanjang kuartal I/2010 mencapai US$2,64 miliar atau naik US$420 juta dibandingkan dengan ekspor pada kuartal I/2009 sebesar US$2,22 miliar.
“Pada kuartal I/2010, permintaan dunia terhadap tekstil dan garmen khususnya di pasar tradisional terutama AS meningkat pesat. Peningkatan ini tak lepas dari mulai bergeraknya proses recovery dan pencairan stimulus yang dilakukan negara-negara maju akibat krisis ekonomi dunia pada 2009,” kata Direktur Eksekutif Indotextiles Redma Gita Wirawasta kepada Bisnis.com, hari ini.
Pada periode tersebut, jelasnya, nilai ekspor produk tekstil berupa kain dan benang (yarn and fabric SITC No. 65) mengalami lonjakan cukup mencolok di pasar global yakni 37,92% dari US$691 juta pada kuartal I/2009 menjadi US$953 juta. Lonjakan ekspor kain dan benang karena permintaan dari pasar AS meningkat.
Dari total ekspor kain dan benang, permintaan di pasar AS mencapai 41,6% atau sekitar US$396,45 juta terutama untuk produk kain dan benang berbasis poliester.
Adapun total ekspor produk garmen (SITC No. 84) pada periode itu hanya naik tipis 8,53% dari US$1,44 miliar pada kuartal I/2009 menjadi US$1,56 miliar. Sekitar 50% dari total ekspor garmen tersebut diserap pasar AS. Namun, ekspor garmen dan pakaian jadi ke pasar AS pada kuartal I/2010 hanya naik 2,7% dari rata-rata penaikan tahunan sebesar 10%.
Kecilnya permintaan garmen ke pasar AS pada kuartal I/2010, jelas Redma, ternyata di luar kebiasaan karena selama ini industri garmen Indonesia sangat bergantung besar pada pasar AS.
“Secara umum, AS memperkecil ekspor garmennya pada tahun ini. Kondisi tersebut mungkin disebabkan kebijakan pemerintah yang mendorong peningkatan investasi di industri garmen AS dalam menyerap tenaga kerja besar-besaran guna menaggulangi problem pengangguran akibat imbas krisis global di negara itu,” paparnya.
Di sisi lain, permintaan bahan baku garmen berupa kain dan benang justru ditingkatkan agar industri garmen di AS bisa bekerja optimal.(msb)