"Akibat kenaikan harga kapas ini berdampak terhadap melonjaknya harga produk benang, naik 60 persen dan kain 30 persen. Demikian juga produk akhir seperti batik dan pakaian jadi lainnya telah naik 20 persen," ujar mantan Ketua Umum API (Asosiasi Pertekstilan Indonesia) Benny Soetrisno, di Jakarta, Rabu (15/12).
Pada kesempatan itu, Benny mengemukakan, saat ini pasokan kapas dunia mengalami penurunan karena cuaca ekstrem terutama untuk produsen kapas di belahan bumi bagian utara.
"Sekarang ini kapas dunia kekurangan 21 juta bal," jelas Benny.
Terjadinya kenaikan harga kapas dunia pun telah membuat Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat pusing tujuh keliling.
Menurut Menperin, akibat kenaikan harga kapas dunia ini, ia cukup dipusingkan, terkait keluhan industri tekstil, karena harga cotton mengalami kenaikan lebih dari 30 persen.
"Harga kapas itu berdasarkan laporan dari industri tekstil, trennya akan naik terus. Kenaikan harga kapas itu sendiri tampaknya sulit dihindari. Sementara untuk komoditas kapas ini, Indonesia belum mampu memproduksi, karena faktor iklim yang tidak mendukung," terang Menperin MS Hidayat.