"Indonesia, berada di ring tiga, artinya, dampak merambat ke kita jika China dan India kena. Di sisi lain, krisis bisa memacu China agresif melempar barangnya ke Indonesia. Kita perkuat konsumsi nasional agar fokus produk domestik. Sementara, kami masih optimistis pertumbuhan manufaktur tahun depan bisa tujuh persen,” kata Panggah, di Jakarta, Rabu (12/10/2011).
Di sisi lain, Ade mengatakan, pemerintah perlu mempercepat beberapa kesepakatan perdagangan bebas (FTA) dengan beberapa negara seperti Uni Eropa dan Australia. FTA dengan negara maju, kata dia, mampu memacu kinerja ekspor TPT nasional.
Ade mencontohkan, pasca kerja sama ekonomi Indonesia-Jepang (IJ-EPA), ekspor TPT ke Jepang mengalami peningkatan. Ekspor TPT ke Jepang bisa naik 60 persen pada tahun ini. Porsi ekspor ke negara itu, kata dia, naik dari empat persen menjadi enam persen.
“Selain itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan harusnya mendorong kita bergabung di dalam Trans Pacific Partnership (TPP). Untuk menembus AS. Di dalamnya sudah ada Vietnam dan Malaysia,” ujarnya.
Apabila FTA dengan Uni Eropa dan keikutsertaan Indonesia dalam TPP bisa segera direalisasikan, maka porsi pasar ekspor ke Eropa bisa naik menjadi 45 persen dari total ekspor TPT. "Sedangkan ekspor ke AS bisa naik dua kali lipat dari 36 persen terhadap total ekspor TPT," tandas Ade. (Sandra Karina/Koran SI/wdi)