Baru
Ditengah tertatih-tatihnya industri tekstil
dan garmen dalam negeri terhadap
serbuan barang impor dan melemahnya
daya saing dengan produk luar, rupanya
masih ada keyakinan dari PT Pan Brother
Tbj (PBRX) untuk mencetak pertumbuhan
penjualan dan laba di tahun politik saat
ini.
Corporate Secretary PT Pan Brother Tbk
Iswar Deni mengatakan, pihaknya
mengincar pertumbuhan pendapatan
sampai akhir tahun meningkat 30%.
Bahkan, perseroan juga menargetkan
kontribusi pendapatan hingga lima tahun
mendatang sebesar 15%,”Pertumbuhan
itu didorong oleh pembangunan tujuh
pabrik Pan Brothers. Dalam pembangunan
pabrik tersebut, perseroan menyiapkan
dana sebesar US$ 60 juta,”ujarnya dalam
siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Dia menuturkan, empat pabrik komersial
direncanakan beroperasi pada
pertengahan tahun ini. Sementara itu, dua
pabrik baru komersial direncanakan dapat
beroperasi di pertengahan 2015 serta satu
pabrik baru komersial yang sudah bisa
beroperasi di pertengahan 2016.
Kata Iswar, tujuan pembangunan tujuh
pabrik untuk penambahan kapasitas
produksi. “Saat ini kami menghasilkan 42
juta potong pakaian pertahun, dengan
menambahkan tujuh pabrik maka kita bisa
memperoleh 30 juta potong pakaian
lagi,”ujarnya.
Dia menjelaskan, pembangunan pabrik
memang beroperasi secara bertahap,
sehingga peningkatan pendapatan baru
bisa dirasakan perseroan setelah tujuh
pabrik tersebut secara keseluruhan dapat
beroperasi. Sebagai informasi, tahun ini,
penjualan bersih perseroan per 31
Desember 2013 sebesar US$ 339,7 juta.
Angka tersebut meningkat 18,52% dari
penjualan bersih tahun sebelumnya dari
US$ 286,6 juta.
Direktur Utama PBRX Ludijanto Setijo
mengatakan, penjualan bersih pada 2013
lalu paling besar dikontribusikan oleh
penjualan ekspor sebesar US$ 323,2 juta.
Peningkatan penjualan ekspor tersebut
naik 13,3% dari penjualan ekspor di 2012
dari US$ 285,1 juta,”Sementara penjualan
lokal mencapai US$ 16,4 juta dari US$ 1,5
juta pada penjualan tahun 2012,” kata
Ludijanto.
Saat ini, kontribusi penjualan bersih Pan
Brother masih didominasi oleh bisnis
garmen yang mengeskpor ke negara
Amerika Serikat, Eropan, Asia, dan negara
lainnya. Pada penjualan ekspor, garmen
masih menjadi pemimpin pasar yakni
sekitar US$ 315,8 juta. Sementara
penjualan ekspor tekstil berkontribusi
sebesar US$ 9,1 juta dan penjualan lokal
tekstil menyumbang US$ 14,6 juta.(Digestex Maret 2014)