Sekretaris Jenderal D8 Organization for Ekonomi Cooperation widi A.Praktikto mengatakan kondisi ekonomi negara anggota D-8, khususnya Turki dan Nigeria,telah setara dengan Indonesia.
"Potensinya sangat besar, industri dalam negeri harus sudah berpikir keluar tidak hanya fokus di indonesia," katanya seusai pertemuan dengan Menteri Perindustrian M.S.Hidayat kemarin.
Menperin mengharapkan pelaku usaha memanfaatkan 3 bulan sebelumnya konferensi D8 di Turki untuk menjajaki peluang bisnis dan investasi di negara anggota komunitas Internasional tersebut.
"Saya harap pengusaha bisa melakukan penjajakan invistasi minimal dalam 3 bulan kedepan, sekaligus bisa meningkatkan penjualan produknya kesana.Apalagi jumlah penduduk D-8 mencapai 1,1 miliar,'kata Hidayat.
D8 adalah kelompok negara-negara berkembang berpopulasi sebagian besar muslim yang beranggotakan Indonesia, Nigeria, Pakistan, dan Bangladesh.Pertemuan antar menteri perindustrian D-8 akan berlangsung di Turki pada oktober tahun ini.
Ketua Komite Tetap Peningkatkan Produktivitas Kamar Dagang dan Industri (kadin) Indonesia Gunadi Sindhuwinata mengatakan potensi negara-negara tersebut tidak sebatas sebagai pasar tujuan Ekspor."Kita juga bisa menarik investasi dari sana."
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Eelektronik Indonesia Ali Soebroto mengatakan ekspor elektronik kenegara D-8 bergantung pada kebijakan perusahan multinasional yang memiliki 85% dari industri elektronik Indonesia.
"Ekspor elektronik Indonesia mencapai US$8 miliar pertahun,tetapi sebagian besar dilakukan oleh perusahan milik perusahan Internasional.Tujuan produksi juga bergantung pad kebijakan prinsipal,'katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat meminta pemerintah lebih tegas mengenai kebijakan antidumping dan safeguard yang dilakukan oleh negara anggota D-8 yang menghambat impor dari Indonesia.
Percuma ada D-8 kalau negara lain, seperti Turki,menghambat ekspor indonesia melalui proteksi tersebut,'katanya.
Ade menjelaskan 58 produk Indonesia dikenai bea masuk antidumping dan safeguard oleh Pemerintah Turki,lima diantaranya adalah produk tekstil.Bisnis Indonesia 21 juni 2011