Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan restrukturisasi dan reorganisasi Kemenperin dibutuhkan setelah 25 tahun tidak terjadi proses perombakan struktur signifikan. Padahal, tantangan saat ini telah berbeda dibandingan dengan masa lalu.
Kemenperin ke depan akan lebih fokus untuk mengembangkan industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri yang memanfaatkan bahan baku yang banyak tersedia di dalam negeri, industri penyedia barang modal, dan industri kecil menengah.
Selain itu, Kemenperin juga fokus untuk mengembangkan industri yang memiliki pertumbuhan tinggi serta industri prioritas khusus yang diamanatkan Presiden dalam kontrak politiknya.
"Makanya ada kategorisasi baru. Manufaktur diutamakan, industri unggulan dengan basis teknologi tinggi, termasuk teknologi informasi. Agro dan Petrokimia juga dipisah karena nanti akan ada hilirisasi kedua industri tersebut," ujarnya seusai pelantikan pejabat baru eselon I di lingkungan Kemenperin hari ini.
Pejabat-pejabat yang dilantik yakni Anshari Bukhari (Sekjen Kemenperin), Benny Wachjudi (Dirjen Industri Agro), Budi Darmadi (Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi), dan Euis Saedah (Dirjen IKM).
Selain itu, Dedi Mulyadi (Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri), Agus Tjahajana (Dirjen Kerjasama Industri Internasional), Panggah Susanto (Dirjen Basis Industri Manufaktur), dan Imam Haryono (Inspektur Jenderal).
Adapun staf ahli yang dilantik yakni Achdiat Atmawinata (Staf Ahli Bidang Penguatan Struktur Industri), Fauzi Azis (Staf Ahli Bidang Pemasaran Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri), Sakri Widhianto (Staf Ahli Bidang Sumber Daya Industri dan Teknologi), dan Arryanto Sagala (Kepala Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri).