Sedangkan untuk laju inflasi sepanjang tahun 2010 di DKI Jakarta sebesar 6,21 persen atau naik tipis dari target yang diprediksi sebelumnya yakni sebesar 5,9 persen. Inflasi sebesar itu dinilai masih hrelatif stabil, mengingat salah satu indokatornya adalah inflasi tahun 2010 di DKI Jakarta masih di bawah inflasi nasional yang mencapai sebesar 6,96 persen.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyebutkan, kenaikan inflasi sepanjang Desember 2010 disebabkan kenaikan harga pada kelompok pengeluaran. Dari tujuh kelompok dalam kelompok pengeluaran, hanya satu tidak mengalami perubahan indeks, sedangkan enam kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks.
Dari enam kelompok itu, kelompok yang paling banyak memberikan kontribusi kenaikan harga yaitu kelompok bahan makanan yang naik sebesar 2,91 persen, kelompok sandang sebesar 1,92 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,27 persen, kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,11 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,02 persen.
Sedangkan satu kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang indeks harganya tetap pada indeks 111,89 persen dari November ke Desember 2010.
Kepala BPS DKI Jakarta, Agus Suherman mengungkapkan, tiga komoditi komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar sepanjang Desember 2010 yaitu beras yang mengalami kenaikan mencapai 0,2611 persen, emas perhiasan naik sebesar 0,1704 persen dan cabai merah yang naik sebesar 0,0863 persen.
Disusul dengan komoditi sewa rumah sebesar 0,055 persen, cabai rawit sebesar 0,0338 persen, minyak goreng 0,0331 persen, jerusk sebesar 0,0228 persen, kentang sebesar 0,0161 persen dan cabai hijau sebesar 0,0073 persen.
Melihat kondisi harga cabai merah keriting yang terus bergerak naik setiap hari, yaitu mulai Rp 75 ribu per kilogram hingga menembus angka Rp 100 ribu per kilogram, diprediksi inflasi di DKI Jakarta pada awal tahun 2011 pun akan bergerak naik. “Inflasi DKI sepanjang tahun 2010 sebesar 6,21 persen dipicu oleh beberapa faktor, antara lain kenaikan Tarif Dasar Listrik dan bea administrasi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) pada Juli 2010 dan kenaikan harga komoditas bahan pokok beras, emas perhiasan, dan cabai hingga Desember 2010,” ujar Agus, Selasa (4/1).
Diungkapkan Agus, pada Desember tahun lalu, dari 66 kota yang diteliti, ternyata hanya satu kota yang mengalami deflasi, sedangkan 65 kota lainnya mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Kota Lhokseumawe sebesar 2,97 persen dan kota yang mengalami inflasi terendah yaitu Kota Singkawang sebesar 0,11. Kota Jakarta sendiri menempati urutan ke-44 dari seluruh kota yang mengalami inflasi. Sedangkan, kota yang mengalami deflasi yaitu Kota Sorong sebesar 1,30 persen.
Sementara itu, menyikapi kenaikan harga beberapa komoditas pangan, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta, Reynalda Madjid mengatakan, hal itu lebih dikarenakan banyak daerah pemasok dua komoditi itu yang mengalami gagal panen. Hal itu juga masih ditambah dengan cuaca buruk masih terjadi sehingga mengakibatkan distribusi cabai dan beras dari daerah pemasok ke wilayah DKI Jakarta menjadi terkendala. “Hambatan itu terjadi karena cuaca dan gagal panen. Untuk mengatasinya, kami akan mempercepat distribusi cabai dan beras langsung ke pasar-pasar yang langsung menjualnya kepada konsumen. Dengan begitu tidak akan terjadi kelangkaan komiditi,” kata Reynalda.
Tidak hanya itu, Dinas KUMKMP DKI Jakarta juga mengadakan pasar murah dan pasar rakyat yang dipriorotaskan di kelurahan yang padat penduduk. “Tujuannya diadakan pasar murah dan pasar rakyat, tidak hanya menstabilkan harga, tetapi juga meringankan beban masyarakat lapisan paling bawah yang paling merasakan dampak kenaikan harga cabai dan beras,” paparnya.
Sepanjang tahun 2010, ditambahkan Reyanalda, pihaknya telah menyelenggarakan 12 pasar murah dan lima pasar rakyat di kelurahan. Jika ditotal terdapat 17 kelurahan sebagai tempat digelarnya pasar murah dan pasar rakyat. “Tahun ini, kami akan adakan lebih besar lagi pasar rakyat dan pasar murah di DKI Jakarta. Kami akan mulai pada Januari ini di beberapa titik,” tandasnya.