Pasar Eropa
Industri garmen dan apparel di Indonesia
tak bisa dipandang sebelah mata karena
sudah mendunia. Produk-produk jersey
tim sepakbola dunia berlabel Made
in Indonesia asal Boyolali dan Semarang
bisa dibeli di toko-toko merchandise,
fanshop atau toko olahraga di Eropa.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan
Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan
sudah lama produk apparel buatan
Indonesia meramaikan pasar di luar
negeri. Alasannya, pembeli di Eropa
sengaja meminta pasokan dari berbagai
negara termasuk Indonesia dengan
pertimbangan bisnis.
"Indonesia ada, Vietnam juga ada. Ada
juga dari China, karena itu setiap
pemegang merek di piala dunia, itu pasti
menempatkan ordernya di suatu negara.
Karena itu untuk menjamin ketibaan
barang tepat pada waktunya," kata Ade.
Ade menjelaskan, jika suatu negara tidak
bisa memasok produk sesuai dengan
kuantitas yang dibutuhkan, maka
produknya bisa ditutupi oleh hasil dari
negara lain.
"Karena itu sudah biasa. Dari pembeli
Eropa, Amerika itu sangat berhati-hati.
Misalkan sedang bencana (Gunung Kelud)
seperti ini, kita tidak bisa memasok, jadi
ada barang dari negara lain," katanya.
Ada yang menarik dari bisnis ini, Ade
mengatakan jika tim yang dibuatkan
produk kaosnya menunjukkan performa
buruk di sebuah pertandingan atau liga,
maka harga produknya akan turun.
Sehingga penjual mengantisipasi produk
tersebut akan tidak laku.
"Itu sudah kebijakan dari store-nya. Kalau
tim unggulan biasanyaa repeat order
(pesan ulang)," tambah Ade.
Sudah puluhan tahun produk tekstil,
garmen asli Indonesia masuk ke pasar
Eropa dan negara-negara lain di dunia.
Bahkan, beberapa tahun lalu, bola buatan
Majalengka, Jawa Barat sempat dipakai
untuk gelaran piala dunia. (Digestex Maret 2014)