Kepala BPS DKI Jakarta, Agus Suherman mengatakan, penurunan laju inflasi terjadi selama tiga bulan berturut-turut yakni, Agustus yang mencapai 0,99 persen menurun dari inflasi pada bulan Julli yang mencapai 1,12 persen. Kemudian, inflasi pada bulan September sebesar 0,51 persen dan Oktober yang mencapai 0,22 persen. Penurunan ini menandakan, pertumbuhan ekonomi di ibu kota cenderung stabil dan harga-harga barang pokok mampu dikendalikan Pemprov DKI Jakarta. “Penurunan inflasi tersebut menandakan pertumbuhan ekonomi di Jakarta masih stabil. Hal itu dikarenakan setelah Lebaran, harga-harga barang pokok termasuk bahan makanan dan transportasi mengalami penurunan harga yang cukup signifikan,” ujar Agus Suherman, Senin (1/11).
Untuk inflasi yang terjadi sepanjang Oktober tahun ini, dijelaskan Agus, disebabkan naiknya harga-harga pada kelompok sandang. Dari tujuh sub kelompok dalam kelompok sandang, terdapat empat yang mengalami kenaikan indeks yakni, kelompok sandang sebesar 3,69 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,44 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,39 persen serta kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen.
Sedangkan tiga kelompok lainnya mengalami penurunan indeks yakni, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,59 persen dan kelompok bahan makanan sebesar 1,28 persen.
Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar yaitu emas perhiasan yang mengalami kenaikan sebesar 0,344 persen. “Penyebab utama kenaikan inflasi tersebut yaitu emas. Harga emas naik cukup tinggi. Mungkin karena habis Lebaran, warga Jakarta masih punya dana lebih dan ramai-ramai membeli emas. Jadi bukan karena komoditi pakaian,” papar Agus.
Komoditi lain yang juga memberikan sumbangan inflasi yaitu bawang merah 0,053, telur asin 0,016 persen, sewa rumah 0,015 persen, gula pasir 0,014 persen dan kangkung 0,010 persen.
Sementara itu, dari 66 kota yang dilakukan penelitian Oktober tahun ini, sebanyak 32 kota mengalami inflasi dan 34 kota yang mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yakni, Kota Batam sebesar 1,02 persen dan kota yang mengalami inflasi terendah yakni Kota Ternate sebesar 0,01 persen. DKI Jakarta sendiri menempati urutan ke-15 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.