M Ikhsan Modjo, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan permintaan Gary Locke atas pembebasan investasi asing, termasuk perbaikan Daftar Negatif Investasi (DNI) merupaksan salah satu upaya negara itu membentuk FTA.
Dia mengatakan dengan FTA pengusaha Amerika Serikat akan lebih leluasa bergerak ke Indonesia baik melalui transaksi perdagangan maupun investasi. Dia menilai dalam FTA, pengusaha AS mengincar investasi di sektor pertanian dan pertambangan.
Sementara itu, dia memproyeksikan dalam melakukan perundingan, AS akan menjanjikan insentif produk padat karya, seperti tekstil dan barang-barang konsumen produksi Indonesia, yang telah dihentikan negara itu pada 2005.
“Indonesia harus memperhitungkan semua untung rugi dari permintaan AS membuka hambatan investasi, termasuk merevisi DNI. Jangan sampai disepakati terlebih dahulu baru diketahui kerugiannya,” ujarnya, kepada Bisnis.com, hari ini.
Di sisi lain, dia mengatakan pemerintah perlu mengambil keputusan mempercepat penyediaan energi di Indonesia, mengingat saat ini masih terjadi kelangkaan listrik di hampir semua kota besar, padahal sejumlah investor telah menyatakan ketertarikannya berinvetasi di bidang energi.(msb)